Penilaian Eksterior Tubuh Ternak
Menurut Supiyono (1995), eksterior atau tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau meramalkan prestasi dari suatu ternak. Sesuai tujuan pemeliharaan sekaligus untuk menilai tingkat pemurnian bangsa ternak dan merupakan alat bantu pelaksanaan program seleksi ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik kelompok ternak. Penentuan atau peramalan prestasi dari suatu ternak harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut : 1. Konstitusi tubuh
Merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingakan dengan bentuk yang umum, serta membandingkan hubungannya dengan bagian lain. Hal ini harus memberikan gambaran yang harmonis agar dapat menunjukkan prestasi produksi yang optimum.
2. Temperamen
Merupakan sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen akan menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal
3. Kondisi Tubuh
Merupakan keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik termasuk disini adanya cacat tersembunyi. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal. Cacat genetik adalah cacat yang terjadi akibat faktor genetik misalnya testisnya hanya satu, lambung hanya satu dan sebagainya. Cacat mekanik adalah cacat tubuh yang disebabkan karena faktor luar, antara lain tubuh, kanibalisme, kaki pincang, kulit luka dan sebagainya.
Tilik ternak dalam meramalkan prestasi produksi selain ketiga hal diatas juga di dasari :
1. Marfologi Tubuh
Merupakan bentuk secara umum seekor ternak di kaitkan dengan tujuan pemeliharaan ternak. Contoh untuk ternak perah, bentuk umumnya harus segitiga apabila dilihat dari samping sedangkan untuk ternak daging bentuknya harus segi empat apabila dilihat dari samping. Untuk ternak dual purpose (Dwiguna) yaitu merupakan ternak perah dan daging maka marfologi tubuh merupakan bentuk kombinasi antara segitiga dan segi empat.
2. Tingkat Kemurnian bangsa.
Tingkat kemurnian bangsa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam menduga kemampuan berproduski ternak pada sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni (Pure breed) akan mampu berproduksi secara maksimal apabila dikelola secara memadai, sedangkan untuk sekelompok ternak yang tingkat kemurnian bangsanya rendah (sering disebut bangsa peranakan atau turunan) akan berproduksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni (Pure breed).
Pane (1986) menyatakan, peternak dimanapun umumnya sangat menaruh perhatian pada bentuk atau penampilan fisik ternak yang dipelihara. Sebenarnya terlalu banyak karakter yang sifat fisik yang harus diperhitungkan dalam menilai seekor ternak, misalnya, perbandingan anggota tubuh, struktur tubuh keseluruhan, tipe ternak dan lain sebagainya. Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa penilaian yang dilaksanakan tersebut hanya berdasarkan atas apa yang terlihat agar dari segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan atau produksi. Sebagai contoh warna bulu pada ternak. Hal ini yang seringkali menyebabkan kesulitan dalam pemuliabiakan terutama dalam mengambil pertimbangan antara rekor kegunaan dan penilaian berdasarkan penglihatan. Oleh karena itu, dalam penentuan seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Jadi selalu ternak tersebut mempunyai kedudukan urut atau rangking tertinggi berdasarkan nilai rekor performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Artikel Terkait:
0 Response to "Penilaian Eksterior Tubuh Ternak"
Posting Komentar