Harga DOC kembali naik
Harga daging ayam saat ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Sayangnya, para peternak ayam malah mengurangi produksi ternaknya hingga mencapai 50 persen dari semula.
Para peternak beralasan, pengurangan produksi ayam terpaksa mereka lakukan karena minimnya stok ayam usia satu hari (day old chik) atau DOC dari perusahaan ternak ayam (poultry shop). Bahkan harganya pun ikut-ikutan naik hampir seratus persenan.
Seperti diakui peternak ayam asal Dusun Lingga Manik RT 03/07 Desa Panyingkiran Kecamatan Ciamis Maman Darman (61), kelangkaan DOC merupakan penyebab utama produksi ayam di tingkat peternak manjadi berkurang. Hal tersebut diperparah dengan ikut melambungnya harga DOC yakni dari semula Rp 3.500 per ekor menjadi Rp 5.500 per ekornya.
“Kenaikan harga DOC yang naik hingga tiga kali berturut-turut, memang cukup memberatkan para peternak. Tapi sebenarnya, berapa pun naiknya harga DOC selama harga ayam naik bagi kami itu bukan masalah. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini persediaan DOC dari poultry shopnya pun sudah langka,” ujarnya.
Dia mengaku memiliki dua kandang ayam yang masing-masing berkapasitas 8000 ekor. Tapi sejak terjadinya kelangkaan DOC, kini hanya diisi sebanyak 4.000 ekor saja. Akibatnya satu kandang dibiarkan kosong.
“Dengan kelangkaan DOC ini, kami hanya disuplai oleh PS (Poultry Shop) sebanyak 4.000 ekor ayam saja,” jelasnya seraya menyebutkan, kenaikan harga DOC bermula di kisaran Rp 3.500, naik menjadi Rp 4.000, dan saat ini naik kembali menjadi Rp 5.500 per ekornya.
Ditambahkan Maman, ada tidaknya kenaikan harga daging ayam di pasaran sebenarnya bagi peternak tidak berpengaruh besar. Sebab penghasilan rata para peternak selalu stagnan.
“Dari dulu laba rata-rata yang diperoleh untuk 8.000 ekor ayam adalah Rp 5 juta, sementara dengan kurangnya DOC yang hampir 50 persenan, laba pendapatannya pun otomatis tekor setengahnya,” akunya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis Ir Wahidin membenarkan bahwa DOC yang beredar di Kabupaten Ciamis hanya baru memenuhi kebutuhan 60 persen dari biasanya. “Dengan begitu, hingga saat ini Ciamis masih kekurangan DOC sebanyak 40 persen dari biasanya yakni 1,3 juta DOC per minggunya,” jelasnya.
Ditambahkan Wahidin, dampak kurangnya persediaan DOC, di samping harga DOC melambung hingga tiga kali kenaikan, pasokan ayam dari Ciamis ke DKI juga mengalami penurunan sebanyak 10 persen dari biasanya yakni 90.000 ton per hari.
“Perlu diketahui, suplai ayam ke DKI hampir sebanyak 40 persennya berasal dari Ciamis. Dengan itu saja sudah jelas berkurangnya pasokan sebanyak 10 persen, secara langsung akan berdampak pada harga pasar. Misalnya saat ini, harga daging ayam di pasaran selalu melambung,” jelasnya.
Diakui Wahidin, pihaknya tidak bisa memprediksi kapan pasokan DOC akan normal kembali, mengingat hingga kini pasokan DOC masih dipasok dari luar. “Adapun Ciamis hanya mampu menyediakan DOC sebanyak 89.000 per minggu, sementara keperluan dalam satu minggu mencapai 1,3 juta,” pungkasnya.
Sementara salah satu pedagang daging ayam di Pasar Manis Ciamis Tatang Muhtar (30) mengatakan, sampai hari ini (kemarin, red), harga daging ayam masih berada di kisaran Rp 27.000 per kilogramnya. Padahal satu minggu yang lalu harganya masih di kisaran Rp 24.000 per kilogramnya.
“Semenjak kenaikan harga daging dari Rp 22 ribu/Kg menjadi Rp 24 ribu/Kg, pasokan ayam ke Pasar Manis sedikit berkurang. Kami kurang begitu tahu pasti masalahnya, yang jelas dari pasokan ayam ke tiap kios berkurang hingga setengahnya dari biasanya,” jelasnya.
“Biasanya dalam sehari saya bisa menjual daging ayam sampai satu kuintal. Sekarang mah jadi setengahnya karena langkanya ayam dari peternak,” imbuh dia. (der)
Artikel Terkait:
0 Response to "Harga DOC kembali naik"
Posting Komentar